3.

Pengikut

Sabtu, 09 Januari 2010

Tanaman Kakao (Theobrema cacao L.)


Kakao merupakan tanaman perkebunan dan industri yang dikenal sebagai komoditas ekspor nonmigas yang memiliki prospek cukup cerah selain cengkeh. Komoditas kakao disamping dibutuhkan sebagai bahan baku industry makanan, juga dibutuhkan oleh industry lain seperti farmasi sehingga tidaklah mengherankan bila para petani kakao berusaha memaksimalkan produksi dengan memelihara tanaman sebaik-baiknya (Anonim, 2004)

Tanaman tropis tahunan ini berasal dari Amerika Selatan. Penduduk Maya dan Aztec dipercaya sebagai perintis pengguna kakao dalam makanan dan minuman. Sampai pada abad pertengahan abad XVI, selain bangsa di Amerika Selatan, hanya bangsa Spanyol yang mengenal tanaman kakao. Dari Amerika Selatan tanaman ini menyebar ke Amerika Utara, Afrika dan Asia (Reginawati, 2005).

Karakteristik Tanaman Kakao
Akar kakao adalah akar tunggang. Pertumbuhan akar bisa sampai 8 meter ke arah samping dan 15 ke arah bawah. Kakao yang diperbanyak secara vegetative pada awal pertumbuhannya tidak menumbuhkan akar tunggang, melainkan akar-akar serabut yang banyak jumlahnya. Setelah dewasa tanaman tersebut akan menumbuhkan dua akar yang menyerupai akar tunggang (Siregar et al, 2000).

Sistim perakaran kakao sangat berbeda tergantung dari keadaan tanah tempat tanaman tumbuh. Pada tanah-tanah yang permukaan air tanahnya dalam terutama pada lereng-lereng gunung, akar tunggang tumbuh panjang dan akar-akar lateral menembus sangat jauh ke dalam tanah. Sebaliknya pada tanah yang permukaan air tanahnya tinggi, akar tunggang tumbuh tidak begitu dalam dan akar lateral berkembang dekat permukaan tanah. Perkembangan zone perakaran tanaman kakao yang baik pada tanah-tanah yang solumnya antara 30 cm-50 cm (Nasaruddin, 2004)
.
Tinggi tanaman kakao pada umur 3 tahun berkisar antara 1,8 hingga 3 meter. Pada umur 7 sampai 12 tahun bisa mencapai 4,5 meter hingga 7 meter. Tinggi tanaman kakao sangat dipengaruhi oleh intensitas naungan dan factor tumbuh yang tersedia. Batang tanaman kakao bersifat dimorfisme yang berarti mempunyai 2 macam tunas vegetative. Tunas yang tumbuhnya tegak ke atas dan tunas yang tumbuhnya ke arah samping (Syamsulbahri, 1996).

Letak daun mengikuti rumus ¾ dan pada cabang lateral dengan rumus daun ½. Daun-daunyang muda sangat bervariasi, warnanya tergantung dari tipe varietas tanaman dari hijau pucat atau kemerah-merahan sampai merah tua. Daun-daun dewasa selalu berwarna hijau, dapat mencapai panjang 30 cm dan lebar 7,5 cm, tergantung kondisi naungan (Nasaruddin, 2004).

Bentuk helai daun bulat memanjang, ujung daun meruncing, dan pangkal daun runcing. Susunan tulang daun menyirip dan tulang menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun kuat rata, daging daun tipis seperti perkamen. Permukaan daun licin dan mengkilap (Puslitlkoka, 2005).

Tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (Puslitkoka, 2005). Bunga kakao untuk setiap pohon bisa mencapai 5000 hingga 12.000 per pohon tiap tahun, namun dari sejumlah bunga tersebut yang mampu menjadi buah hanya berkisar 1 % saja (Syamsulbahri, 1996).

Buah kakao yang masih muda disebut chrelle dan sampai 3 bulan pertama sejak perkembangannya akan terjadi chrelle wilt, yaitu buah muda menjadi kering atau mengeras. Buah kakao yang berumur 3 bulan (panjang buah 5 – 10 cm), pada umumnya tidak akan mengalami chrelle wilt, namun dapat berkembang menjadi buah yang masak jika tidak terserang hama penyakit. Buah kako disebut pod atau tongkol, warnanya bermacam-macam dan ukurannya 10 – 30 cm. Buah yang sudah masak pada umumnya berwarna kuning orange. Buah kakao masak setelah 5 – 6 bulan dari proses penyerbukan (Sunanto, 1992).

Ekologi Tanaman Kakao
Tanaman kakao dapat tumbuh baik dan berbuah banyak di daerah yang mempunyai ketinggian 100 – 600 meter di atas permukaan laut (Sunanto, 1992). Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kakao yang memiliki kemasaman 6,0 – 7,5 dan tidak lebih dari pH 8,0 serta tidak lebih rendah dari pH 4,0. Tekstur tanah yang baik adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30 – 40% fraksi liat, 50% pasir dan 10 – 20% debu (Siregar et al., 2000).

Curah hujan tahunan yang ideal bagi tanaman kakao berkisar antara 1100 – 3000 mm, sedang curah hujan tahunan yang melebihi 4500 mm tidak cocok bagi pengembangan tanaman kakao terutama erat kaitannya dengan penyakit busuk buah. Suhu ideal bagi tanaman kakao, maksimum berkisar antara 30 – 320C dan suhu minimum 18 – 210C, namun pada kultivar tertentu kakao masih dapat tumbuh baik pada suhu 150C, sedang rata-rata suhu bulanan 26,60 derajat celcius (Syamsulbahri, 1996).

Kebutuhan sinar matahari untuk kakao tergantung dari besar kecilnya tanaman. Tanaman muda memerlukan sinar matahari sekitar 25 – 35% dari sinar matahari penuh sedangkan untuk tanaman dewasa kebutuhannya semakin besar yaitu 65 – 75 %. Hal ini dapat diatur dengan cara mengatur tanaman pelindung (Sunanto, 1992). Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya di dalam fotosintesis setiap daun kakao yang telah membuka sempurna berada pada sekitar 3 – 30 % cahaya matahari (Siregar et al., 2000).

Daftar Pustaka:

Nasaruddin, 2004. Budidaya Kakao dan Beberapa Aspek Fisiologinya. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Puslitkoka, 2005. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Siregar, T.H.S,S. Riyadi dan L. Nuraeni, 2000. Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sunanto, H., 1992. Cokelat, Budidaya, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius, Yogyakarta.
Syamsulbahri, 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gajah Mada University, Yogyakarta.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

1xBet korean | How To Bet - legalbet.co.kr
How To Bet? In online sports betting, one way or another, you want to win by having the same amount of money as your individual, but with the same odds. 1xbet giriş The odds are not

Posting Komentar